Sampling (Pengambilan Sampel Penelitian)
Sampling merupakan persoalan
metodologikal yang krusial dalam penelitian survei. Karena biasanya tidak
mungkin melakukan survei terhadap seluruh angota populasi, maka para peneliti
biasanya memilih sebuah sub kelompok (sampel) dari populasi tersebut. Prinsip
pokok dalam memahami tentang pengambilan sampel (sampling) adalah bahwa bagaimana
cara sampel tersebut dipilih mempengaruhi kesimpulan-kesimpulan yang bisa
ditarik dari penelitian. Sampel yang dipilih untuk penelitian harus
serupa dengan populasinya, karena hasil atau kesimpulan penelitian yang diambil
dari sampel akan diberlakukan/digeneralisasikan kepada populasinya.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar
hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan
sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan
elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari
keseluruhan elemen.
Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel
masih tetap bisa dipercaya dalam artian masih bisa mewakili karakteristik
populasi, maka cara penarikan sampelnya
harus dilakukan secara seksama. Cara pemilihan sampel dikenal
dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel.
Secara umum teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu :
1.
Probability Sampling
a. Penarikan Sampel Acak
Sederhana (Simple Random Sampling/SRS)
Penarikan Sampel
Acak Sederhana adalah teknik pengambilan sampel dimana semua populasi memiliki elemen dimana
mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan populasi.
b. Penarikan Sampel Probabilitas Kompleks (Complex
Probability Sampling)
1) Penarikan Sampel secara
Sistematis (Systematic Sampling)
Penarikan Sampel secara
sistematis adalah penarikan sampel dengan cara mengurutkan populasi.
Contoh :
a) Sebuah populasi yang
berukuran 800, hendak diambil 20 sampel sebagai bahan penelitian. Tentukan
nomornomor sampel yang dipilih
b) Ke-800 sampel diberi nomor
001,002,…800
c) Ke-800 sampel dibagi menjadi
20 sub populasi yang terdiri dari 40 elemen
d) Misal ditentukan sampel
dengan nomor 007
e) Maka sampel berikutnya
adalah : 047,087,127,167,207,247,287,327, 367,407,447,487,527,567,607,647,687,727,767.
2) Penarikan Sampel Acak
Bertingkat (Stratified Random Sampling)
Penarikan Sampel
Acak Bertingkat adalah penarikan sampel berdasarkan karakteristik populasi.
Contoh :
a) Sebuah populasi terdiri dari
500 pedagang kaki lima, dengan komposisi 200 pedagang makanan, 150 pedagang
barang mainan, 100 pedagang kerajinan, 50 pedagang rokok. Jika 20 pedagang kaki
lima tersebut hendak dijadikan sampel penelitian, tentukan besarnya sampel.
b) Kelompokkan sampel
berdasarkan kriterianya.
Stratum I : P.
Makanan = 200
Stratum II : P.
Barang Mainan = 150
Stratum III :
Kerajinan = 100
Stratum IV :
Rokok = 50
c) Pengambilan sampel dari
masing-masing stratum
Stratum I =
200/500 x 20 = 8
Stratum II =
150/500 x 20 = 6
Stratum III =
100/500 x 20 = 4
Stratum IV =
50/500 x 20 = 2
3) Penarikan Sampel Berkelompok
(Cluster Sampling)
Penarikan Sampel
Berkelompok adalah penarikan sampel dengan pengelompokkan berdasarkan
kesamaannya.
Contoh :
a) Sebuah desa yang memiliki
1500 KK, ingin diteliti mengenai respon penggunaan bumbu masak merek “ASSOI”.
Untuk keperluan tersebut akan digunakan 100 KK
b) Dari 1500 KK dibagi kedalam
7 kelompok dengan 20 KK tiap kelompok
c) Dari 75 kelompok dipilih
random sampel 5 kelompok
d) Dari 5 kelompok diperoleh 5
x 20 KK = 100 KK.
2.
Nonprobability Sampling
a.
Convenience Sampling
Convevience
Sampling adalah penarikan sampel yang dalam pencariannya
sesuka hati yang melakukan penelitian.
Contoh :
Pengambilan
sampel mengenai ramalan tentang partai mana yang akan menjadi pemenang pada
pemilu yang akan datang. Pengambilan sampelnya dilakukan dengan mengumpulkan
opini masyarakat.
b.
Purposive/Judgmental Sampling
Purposive/Judgmental
Sampling adalah penarikan sampel dengan mempertimbangkan keahlian
orang yang akan diteliti.
Contoh :
Dari penyebaran
150 kuesioner, ternyata yang kembali hanya 30%. Berdasarkan pertimbangan
tertentu peneliti atau ahlinya, diputuskan untuk menggunakan kuesioner yang
kembali itu sebagai sampel.
c.
Snowball Sampling
Snowball
Sampling adalah penarikan sampel yang diambil berdasarkan
inisial respondennya.
d.
Quota Sampling
Quota
Sampling adalah penarikan sampel 2 tahap yaitu tahap
perkembangan kategori kontrol dan elemen sampel dipilih berdasarkan keputusan.
Contoh :
Sebuah kawasan yang dihuni oleh 1000 KK. Dalam rangka penelitian
diperlukan 50 KK dalam kategori umur tertentu dan yang pendapatannya termasuk
kategori tertentu. Dalam penentuan sampelnya yang 50 KK itu, maka petugas yang
melakukan pertimbangannya sendiri.
[1]
M. Rea dan Ricard A. Parker, Desinging and
Conducting Servey Research: A
Comprehensive Guide (San Fransisco: Jossey Bass, 1997), hal. 117.
Jangan lupa tinggalkan comment ya
^_^