Jumat, 15 Juli 2011

Kinetika Reaksi

Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju rekasi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut:
A + B  ---->   AB
Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
R = k [A]m [B]n
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi (Petrucci, 1987).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999).
Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
a. Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga. Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987).
b. Konsentrasi. Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Konsentrasi
Telah diuraikan dalam teori tumbukan, perubahan jumlah molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah tahu bahwa jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsentrasi molar. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat laju reaksi.
Bila partikel makin banyak, akibatnya lebih banyak kemungkinan partikel saling bertumbukan yang terjadi dalam suatu larutan, sehingga reaksi bertambah cepat.

Luas Permukaan Sentuhan
Suatu reaksi mungkin banyak melibatkan pereaksi dalam bentuk padatan. Bila  kita mempunyai kubus dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing 1cm. Luas permukaan kubus bagian depan 1 cm x 1 cm = 1 cm2. Luas permukaan bagian belakang, kiri, kanan, atas dan bawah, masing-masing juga 1cm2 . Jadi luas permukaan seluruhnya 6 cm2.
Kemudian kubus tersebut kita pecah jadi dua, maka luas permukaan salah satu kubus hasil pecahan tadi adalah 2(1 cm x 1 cm) + 4 (0,5 cm x 1 cm) = 4 cm2. Berarti luas dua kubus hasil pecahan adalah 8 cm2. Apa yang dapat Anda simpulkan mengenai hal ini? Jadi makin kecil pecahan tersebut, luas permukaannya makin besar.
Bila kubus 1 cm3 dipecah menjadi dua, maka luas permukaan sentuh meningkat dua
kalinya, dan permukaan sentuh tadi bereaksi dengan cairan atau gas. Hal ini merupakan contoh bagaimana penurunan ukuran partikel dapat memperluas permukaan sentuh zat.
Bagaimana pengaruh ukuran kepingan zat padat terhadap laju reaksi? Misalkan, kita mengamati reaksi antara batu gamping dengan larutan asam klorida (HCl). Percobaan dilakukan sebanyak dua kali, masing-masing dengan ukuran keping batu gamping yang berbeda, sedangkan faktor-faktor lainnya seperti massa batu gamping, volume larutan HCl, konsentrasi larutan HCl dan suhu dibuat sama. Dengan demikian, perubahan laju reaksi semata-mata sebagai akibat perbedaan ukuran kepingan batu gamping (kepingan halus dan kepingan kasar). Dalam hal ini, ukuran keping batu gamping kita sebut variabel manipulasi, perubahan laju reaksi (waktu reaksi) disebut variable respon, dan semua faktor lain yang dibuat tetap (sama) disebut variable kontrol.
Mengapa kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat? Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran yang selanjutnya kita sebut bidang sentuh. Oleh karena itu, makin luas bidang sentuh makin cepat bereaksi. Jadi makin halus ukuran kepingan zat padat makin luas permukaannya.
Pengaruh luas permukaan banyak diterapkan dalam industri, yaitu dengan menghaluskan terlebih dahulu bahan yang berupa padatan sebelum direaksikan. Ketika kita makan, sangat dianjurkan untuk mengunyah makanan hingga lembut, agar proses reaksi di dalam lambung berlangsung lebih cepat dan penyerapan sari makanan lebih sempurna.
Apa hubungannya dengan tumbukan? Makin luas permukaan gamping, makin luas bidang sentuh dengan asam klorida makin besar, sehingga jumlah tumbukannya juga makin besar. Artinya makin kecil ukuran, makin luas permukaannya, makin banyak tumbukan, makin cepat terjadinya reaksi
Suhu
Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Ingat, laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.
Umumnya kenaikan suhu sebesar 100C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan.
Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.
Katalis
Salah satu cara lain untuk mempercepat laju reaksi adalah dengan jalan menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan katalis. Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara permanen. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan.
Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan di atas tanda panah, misalnya.
2 KClO3 (g)  ---->   MnO 2 KCl (s) + 3 O 2 (g)
 H2 (g) + Cl2 (g)  ---->   arang 2 HCl (g)
Secara umum proses sustu reaksi kimia dengan penambahan katalis dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan zat A dan zat B yang direaksikan membentuk zat AB dengan zat C sebagai katalis.
AB (reaksi lambat) A + B  ---->   AB
Bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya AB lambat. AC Namun, dengan adanya katalis C, maka terjadilah reaksi: A + C— (reaksi cepat).
Energi pengaktifan diturunkan, AC terbentuk cepat dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk senyawa ABC.
ABC (reaksi cepat) AC + B  ---->    ABC
Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan cepat terbentuk ABC yang kemudian mengurai menjadi AB dan C.
AB + C (reaksi cepat)   ---->   ABC
Energi pengaktifan reaksi zat A dan zat B tanpa dan dengan katalis ditunjukkan dalam
Katalis menyebabkan energi pengaktifan reaksi lebih rendah
Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan.
Sedangkan katalisator dibedakan atas katalisator homogen dan katalisator heterogen.
 Katalisator homogen
Katalisator homogen adalah katalisator yang mempunyai fasa sama dengan zat yang dikatalisis. Contohnya adalah besi (III) klorida pada reaksi penguraian hidrogen peroksida menjadi air dan gas oksigen menurut persamaan : 2 H2O2 (l)– FeCl—2 H2O (l) + O2 (g)
 Katalisator heterogen
Katalisator heterogen adalah katalisator yang mempunyai fasa tidak sama dengan zat yang dikatalisis. Umumnya katalisator heterogen berupa zat padat. Banyak proses industri yang menggunakan katalisator heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi.
Banyak logam yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik antara atom logam dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu. Akibatnya molekul gas yang teradborpsi pada permukaan logam ini menjadi lebih reaktif daripada molekul gas yang tidak terabsorbsi. Prinsip ini adalah kerja dari katalis heterogen, yang banyak dimanfaatkan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi gas.
Di beberapa negara maju, kendaraan bermotor telah dilengkapi dengan katalis dari oksida logam atau paduan logam pada knalpotnya sehingga dapat mempercepat reaksi antara gas CO dengan udara. Dalam industri banyak dipergunakan nikel atau platina sebagai katalis pada reaksi hidrogenasi terhadap asam lemak tak jenuh.
Katalis platina, digunakan pada proses Oswald dalam industri asam nitrat, pengubah katalitik pada knalpot kendaraan bermotor
 Katalisator enzim
Katalis sangat diperlukan dalam reaksi zat organik, termasuk dalam organisme. Reaksi-reaksi metabolisme dapat berlangsung pada suhu tubuh yang realtif rendah berkat adanya suatu biokatalis yang disebut enzim. Enzim dapat meningkatkan laju reaksi dengan faktor 106 hingga 1018, namun hanya untuk reaksi yang spesifik.
Dalam tubuh kita terdapat ribuan jenis enzim karena setiap enzim hanya dapat mengkatalisis satu reaksi spesifik dalam molekul (substrat) tertentu, Dalam proses katalisis enzim yang digunakan harus sesuai dengan substratnya
Salah satu contoh adalah enzim protease yang dapat digunakan sebagai katalis dalam proses penguraian protein (Gambar 13), namun tidak dapat mengkatalisis penguraian skharosa.
Mekanisme Reaksi
Beberapa reaksi berlangsung melalui pembetukan zat antara, sebelum diperoleh produk akhir. Reaksi yang demikian berlangsung tahap demi tahap. Mekanisme reaksi ialah serangkaian reaksi tahap demi tahap yang terjadi berturut-turut selama proses perubahan reaktan menjadi produk.
AC + BD ?Sebagai contoh, reaksi: AB + CD
AB dan CD adalah keadaan awal, sedangkan AC dan BD adalah keadaan akhir. Dalam reaksi ini terjadi pemutusan ikatan A-B dan C-D, dan kemudian terbentuk ikatan A-C dan B-D. Proses ini tidak serentak, dapat melalui beberapa tahap, yaitu:
A + B (cepat) ?Tahap 1 : AB
ACD (lambat) ?Tahap 2 : A + CD
AC + D (cepat) ?Tahap 3 : ACD
BD (cepat) ?Tahap 4 : B + D
Setiap tahap mekanisme reaksi diatas, mempunyai laju tertentu. Tahap yang paling lambat (tahap 2) disebut tahap penentu laju reaksi, karen tahap ini merupakan penghalang untuk laju reaksi secara keseluruhan.
Gelatin dibuat dari buah nanas. Buah Nanas mengandung enzim aktif protease yang dapat menguraikan molekul protein dalam gelatin Artinya, tidak ada pengaruh kenaikan laju tahap 1, 3, dan 4 terhadap reaksi total.




Jangan lupa tinggalkan comment ya

Rabu, 13 Juli 2011

PEMBUATAN METANOL DI PT. MEDCO METANOL BUNYU

A.    Bahan Baku :             
1.      Gas Alam
Didapat dari sumber minyak yang ada di bunyu dan tarakan, senyawa yang digunakan adalah gas ch4
2.      Air proses
Diambil dari dam-dam dan penampungan yang terdapat di luar lokasi pabrik dan diolah lebih dulu di unit penanganan air.

B.   Produk yang Dihasilkan
Metanol,dengan spesifikasi
Wujud                                     : Cairan
Bau                              : Alkohol Kuat
Warna                          : Tidak Berwarna
Massa Jenis                 : 786.6 Kg/m3
Titik Beku/Didih         : -97.88oC / 64.76 oC

Kilang MMB (Medco Methanol Bunyu) didesain untuk memproduksi metanol sebanyak 1000 ton/hari pada kondisi 100%, namun karena pabrik ini cukup tua maka kilang ini efisiensinya hanya 83% dan menghasilkan 800-900 ton/hari. Pabrik ini juga memiliki spesifikasi metanol yang merupakan salah satu metanol berkualitas terbaik di Asia Tenggara

C.   Sistem Penunjang Proses Produksi
Dalam mengolah gas alam menjadi metanol perusahaan ini dalam proses-prosesnya ditunjang oleh unit-unit lain.
Unit-Unit penunjang itu antara lain:
1.      Penampung Metanol
Unit ini hanya digunakan sebagai unit penampung sementaradan penyimpanan dari produk metanol yang dihasilkan.

2.      Penanganan dan Distribusi Air
Pada Unit ini terdapat :
a)    Pengumpul dan pendistribusian air sungai
b)   Pengolahan air
c)    Transfer kondensat
d)   Distribusi air pabrik

D.   Proses Pembuatan Metanol
1.      Distilasi-Kering(Pirolisis) Kayu
a.       Serpihan serbuk kayu dipanaskan tanpa udara dalam bejana besi dalam temp 500 oC
b.      Campuran uap ditampung dan didinginkan
c.       Selanjutnya di distilasi untuk mendapatkan metanol.

2.      Sintesa Campuran Gas Hidrogen Dan Oksida Karbon
a.       CO                 +     2H­2                  g         CH3OH    
b.      CO­­2    +     3H2                  g         CH3OH

3.      Oksidasi Parsial Metana
      CH4 + ½ O2           g  CH3OH

E.   Keterangan Alat-Alat
I.      UNIT 100 (REFORMASI GAS)
Unit reformasi gas adalah tempat pengubahan/pengorversian gas alam (natural gas) menjadi gas sintetis yang umumnya terdiri dari CO, CO2 dan H2
1.      Parameter Proses Unit 100
a)      Aspek Kimia
Gas alam yang terdiri dari dari campuran hidrokarbon dikonversi gas reformasi oleh kukus (steam) dan dibantu oleh katalis nikel menurut reaksi:
-   CH4 + H2O « CO + 3H2
-   CO + H2O « CO2 + H2

b)      Aspek Termodinamika
Kesetimbangan reaksi yang terjadi di reformer sangat bergantung pada :
-   Tekanan
-   Temperatur
-   Perbandingan kukus/karbon

c)      Aspek Kinetika Reaksi
Pada kondisi aktual, laju rekasi di reformer dengan katalis yang baru terjadi dengan sangat cepat sehingga konversi kesetimbangan untuk kedua reaksi tersebut tercapai secara praktek. Jadi, kondisi operasional dapat dievaluasi hanya dengan melihat aspek termodinamika

d)     Pengaruh Tekanan
Kesetimbangan reaksi reformasi metana oleh kukus akan bergeser ke kiri jika tekanan dinaikkan sehingga reformasi metana semakin berkurang. Akan tetapi, secara praktek akan lebih praktis jika digunakan tekanan tinggi karena pada unit 200 diperlukan input tekanan tinggi. Di samping itu, tekanan tinggi akan menyebabkan temperatur dinding pembuluh katalis meningkat.

e)      Pengaruh Temperatur
Kesetimbangan reaksi reformasi metana akan bergeser ke kanan dengan meningkatnya temperatur reaksi karena reaksi endotermik menghasilkan lebih banyak CO2 dan H2. Dengan kata lain, pada tekanan dan perbandingan kukus/karbon konstan, kenaikan temperatur akan menghasilkan konversi metana yang lebih besar.

f)       Pengaruh Perbandingan Kukus/Karbon
Perbandingan kukus/karbon berkaitan sangat erat dengan katalis. Pembentukan karbon (coke) sedapat mungkin dicegah karena dapat merusak katalis. Untuk mencegah pembentukan karbon, operasi sebaiknya dilaksanakan dengan kondisi kukus berlebih. Kelebihan kukus yang diberikan juga sebaiknya diatur seoptimum mungkin agar lebih ekonomis dan tidak memecahkan katalis.



2.      Deskripsi Proses Dalam Unit 100
a)      Pemanasan Awal Natural Gas Dan Desulfurisasi
Gas alam untuk proses dan bahan bakar diumpankan pada tekanan 27 bar dan suhu 30°C. Gas alam ini dipanaskan hingga bersuhu 385°C dan dimasukkan ke dalam unit desulfurisasi berkatalis CoMo untuk menghilangkan kandungan belerang yang dapat merusak katalis nikelpada reformer. Setelah proses ini, gas alam memiliki tekanan 24,3 bar dan suhu 385°C. Sebagian besar gas alam ini diumpankan untuk proses reformasi dan sisanya diumpankan sebagai bahan bakar burner.

b)      Proses Reformasi Dan Underfiring
Sebelum memasuki reformer, kukus proses dan gas alam yang telah memenuhi syarat menjadi umpan reformer dicampur untuk mendapatkan umpan reformer yang lebih homogen. Setelah itu, campuran kukus proses dan gas alam dialirkan ke pemanas hingga temperaturnya mencapai 500°C. Katalis yang digunakan dalam proses ini berupa katalis berbasis nikel. Selanjutnya, gas sisa pembakaran (flue gas) bertemperatur 900°C dilewatkan menuju sistem pemanfaatan panas buangan (waste heat recovery).

c)      Reformed Gas Waste Heat Recovery
Gas reformasi meninggalkan reformer dengan suhu 870°C dan tekanan 19,1 bar. Panas dari gas ini kemudian digunakan untuk pemanasan awal gas alam, menghasilkan kukus proses, dan reboiler dalam unit distilasi (unit 300). Setelah dimanfaatkan sebagai pemanas dalam seluruh proses tersebut, suhu gas reformasi turun menjadi 103°C. Selanjutnya, gas reformasi masih harus menjalani proses pendinginan karena unit 200 (reaktor konversi metanol) membutuhkan gas reformasi bertemperatur rendah. Setelah itu, barulah gas reformasi diumpankan ke unit 200.

d)     Pemanfaatan Panas Gas Hasil Pembakaran
Gas hasil pembakaran (flue gas) yang keluar dari reformer memiliki temperatur 900°C. Panas dari gas ini digunakan dalam pembangkit kukus bertekanan tinggi dan menengah hingga temperaturnya menjadi 485°C. Setelah itu, flue gas didinginkan kembali hingga mencapai suhu 147°C dan dibuang ke atmosfer.

  II.          UNIT 200 (REAKTOR KONVERSI METANOL)
Unit reaktor sintesis metanol adalah unit pembentukan metanol dari gas sintesis reformer. Reaksi-reaksi di menghasilkan 3 produk sampingan, yaitu air, aseton, dan etanol. Untuk memisahkan produk-produk sampingan ini, produk reaktor harus dialirkan lagi ke unit 300 (unit distilasi)
1.      Proses-proses utama pada unit 200 :
a)      Kompresi gas sintetis
b)      Lingkar sintesis
c)      Pembuangan gas
2.      Parameter Proses Dalam Unit 200
a)      Aspek Kimia
Reaksi yang terjadi dalam unit 200 adalah :
-   CO + 2 H2          «        CH3OH
-   CO2 + 3 H2           «        CH3OH + H2O
-   CO + H2O          «        CO2 + H2
Ketiga reaksi di atas bersifat eksotermis. Perbandingan jumlah reaktan gas sintesa yang baik terjadi apabila bilangan SN (stoichiometry number) bernilai 2
b)      Aspek Termodinamika Dan Kinetika
-   Konversi CO dan CO2 akan meningkat pada tekanan yang lebih tinggi
-   Pada temperatur reaksi yang semakin bertambah, konversi CO akan menurun dan konversi CO2 akan meningkat
c)      Aspek Daur Ulang (Recycle)
-   Daur ulang yang dilakukan pada sintesa metanol bertujuan untuk mendapatkan konversi yang tinggi sehingga operasi berlangsung ekonomis. Recycle dilakukan terhadap gas sintesa keluaran reaktor yang tidak terkonversi dan telah dipisahkan dari kondensatnya.
-   Perbandingan gas sintesa yang direcycle terhadap tambahan gas sintesa dinyatakan sebagai rasio recycle yang bernilai antara 2,5-5.
-   Semakin tinggi rasio recycle menyatakan kenaikan produksi metanol
d)     Aspek Katalisator
-   Dalam reaktor unit 200 digunakan katalis Cu-ZnO. Katalis ini memiliki keaktifan sangat tinggi sehingga kecepatan reaksi tinggi pada temperatur relatif rendah (225°-255°C)
-   Katalis yang digunakan pada kilang metanol ini harus memiliki selektivitas sintesa metanol yang tinggi untuk memperkecil jumlah produk sampingan yang dihasilkan

3.      Deskripsi Proses Dalam Unit 200
a)      Kompresi Gas Sintesis
Kompresi gas sintesis bertujuan untuk menaikkan tekanan umpan reaktor (gas sintesis) agar didapat konversi reaktor yang tinggi. Kompresor pertama menaikkan tekanan dan temperatur gas hasil sintesis reformasi kukus dari 17 bar 40°C menjadi 68,6 bar 118°C. Selanjutnya, kompresor kedua menaikkan tekanan gas sintesis hasil kompresi pertama menjadi 72,5 bar dan menurunkan temperaturnya menjadi 68°C. Penurunan temperatur dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan temperatur setinggi mungkin dengan temperatur terendah.

b)      Tahap Sintesa Metanol Pada Loop Sintesa
Campuran gas sintesa tambahan dan gas daur ulang yang merupakan gas sintesa masukan reaktor diumpankan menuju kompresor gas daur ulang. Di dalmnya, gas sintesa itekan hingga 72,5 bar dan disalurkan melalui gas interchanger menuju bagian atas kedua reaktor  untuk dipanaskan dari 68°C menjadi 225°C. Reaksi sintesis metanol yang terjadi antara gas H2, CO, dan CO2 yang bersifat eksotermis terjadi dalam pipa reaktor berkatalis tembaga. Setelah konversi one pass, aliran gas keluaran reaktor yang terdiri dari gas tidak terkonversi, metanol, dan sejumlah produk samping didinginkan dari 225°C menjadi 40°C. Pendinginan ini bertujuan untuk memisahkan metanol mentah dari gas terlarut di dalamnya. Sementara itu, sebagian besar gas tidak terkonversi didaur ulang kembali sebagai gas sintesa masukan reaktor dan sisanya dibuang dengan dialirkan menuju sistem flare untuk dibakar agar tidak terjadi akumulasi inert.

c)      Sistem Gas Pembersih (Purge Gas)
Selain langsung dibakar dalam sistem flare, sebagian purge gas yang dihasilkan dari aliran gas-gas tidak terkonversi dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan :
-   Digunakan sebagai gas hidrogenasi dalam tahap pemurnian belerang gas alam karena kandungan gas hidrogennya yang tinggi
-   Dimanfaatkan sebagai bahan bakar (fuel) pembakaran gas alam dan steam

  III.      UNIT 300 (PEMISAHAN DAN PEMURNIAN PRODUK)
Adanya unit 300 dimaksudkan untuk memisahkan metanol mentah yang dihasilkan dari gas-gas terlarut di dalamnya. Proses pemisahan metanol mentah dari gas terlarut, air, dan senyawa lainnya dilakukan dalam kolom distilasi dengan prinsip perbedaan volatilitas antara senyawa-senyawa tersebut.
1.      Parameter Proses dalam Unit 300
a)      Tekanan Operasi
Kelarutan gas-gas dalam cairan adalah fungsi dari tekanan uap gas tersebut dalam temperatur tertentu. Semakin tinggi tekanan gas akan menyebabkan semakin banyak gas yang terlarut dalam cairan. Oleh karena itu, kenaikan tekanan operasi akan menyebabkan bertambahnya gas etrlarut dalam metanol yang tidak diinginkan.
b)      Neraca Proses
Neraca panas kolom distilasi pada kondisi normal sangat dipengaruhi oleh perubahan parameter-parameter berikut:
-   Banyaknya umpan
-   Besarnya laju refluks
-   Konsentrasi umpan
-   Fluks panas reboiler
-   Penghilangan panas kondenser dan sub-cooler

2.      Deskripsi Proses dalam Unit 300
a)      Penghilangan Gas-Gas
Metanol mentah pada suhu 40°C dan tekanan 68,7 bar yang mengalir dari metanol separator akan menuju ke bejana ekspansi yang beroperasi pada tekanan 6,5 bar. Dengan adanya penurunan tekanan ini, gas-gas terlarut akan lepas. Setelah itu, gas-gas terlarut yang telah dipisahkan dari cairan dijaga konstan dengan menggunakan pengontrol ketinggian.

b)      Penghilangan Produk Samping Bertemperatur Didih Rendah
Volatile impurities seperti dimetil eter, metil format, dan gas-gas inert terlarut dipisahkan dari metanol mentah dan dinaikkan ke bagian atas kolom distilasi bersama sejumlah uap metanol. Uap tersebut akan melewati suatu kondenser di mana sebagian besar uap metanol yang terbawa mengalami kondensasi dan dikembalikan ke kolom distilasi sebagai refluks. Gas-gas ringan lainnya yang tidak terkondensasi akan dibuang.
Metanol yang telah terstabilkan akan memasuki kolom pemurnian metanol pada kondisi 80°C dan1,5 bar. Pada kolom ini, metanol akan menjadi produk atas sedangkan air akan menjadi produk bawah. Air proses yang dihasilkan sebagai produk bawah kolom distilasi ini akan dipompa menuju pemanas air proses. Uap yang menuju puncak kolom distilasi akan didinginkan oleh suatu kondenser di mana uap metanol akan dikondensasikan secara total menjadi cairan bersuhu 69°C. Metanol terkondensasi ini selanjutnya didinginkan lagi hingga mencapai suhu 40°C dan ditampung pada suatu bejana penampung.
c)      Sistem Proses dan Instrumentasi
a.       Kolom Desulfurisasi
-   Desulfurisasi berarti proses pengurangan kandungan sulfur dalam metanol
-   Temperatur dalam proses desulfurisasi berada dalam rentang 300oC-400oC dengan suhu optimum di 385oC
-   Menggunakan dua katalis CoMo dan ZnO

Prinsip Kerja
-   Dilaksanakan di dalam dua kolom jejal D-101 dan D-102. D-101 berfungsi sebagai kolom desulfurisasi utama. D-102 berfungsi sebagai penyerap sisa-sisa sulfur yang belum hilang di D-101.
-   Dalam keadaan normal kedua kolom dipasang secara seri.

b.      Reformer
-   Reformer ini digunakan untuk steam reforming ( pembentukan uap)
-     Reaksi yang terjadi CH4 + H2OCO + 3H2
-   Temperatur dalam reformer bisa mencapai 930oC
-   Menggunakan katalis Ni

Prinsip Kerja
-   Laju alir gas bahan bakar diatur dengan pengendali tekanan, buangannya menuju flare sedangkan udara pembakaran dengan pengendali laju alir (FC) dihubungkan dengan blower
-   Untuk mengontrol rasio steam karbon yang memasuki unit reforming kuantitas steam proses diatur dengan FC (Flow Controller)
-   Temperatur campuran steam/gas alam dijaga dengan membuang sebagian steam melalui quench cooler
-   Keadaan vakum dalam reformer harus dijaga benar-benar agar lidah api dalam reformer tidak mengarah ke luar

c.       Kompresor Gas Sintesa
-   Proses kompresi gas sintesis ini dalaksanakan dalam Syngas Compressor  tipe sentrifugal yang digerakkan oleh extraction back pressure Turbine
-   Kapasitas kompresor pada operasi normal adalah 60 ton / jam

d.      Reaktor Metanol
-   Reaksi pembentukan metanol berasal dari gas sintesa yang berlangsung pada temperatur 225-270oC dan tekanan kurang + 70 bar
-   Reaktor berbentuk tubular, bagian tube berisi katalis dan menjadi tempat berlangsungnya reaksi, sedangkan bagian shell berisi air pendingin

e.       Kolom Distilasi
Kolom distilasi digunakan untuk pemurnian methanol
Cara Kerja
-   Sebagian produk dicairkan dan dikembalikan lagi sebagai refluks. Gas yang tidak terkondensasi disatukan dengan aliran purge dan nantinya ditampung ke dalam penampung metanol.

f.       Alat Penukar Panas
-   Berbagai alat penukar panas digunakan untuk mempertukarkan panas di antara aliran bahan sehingga proses produksi metanol menjadi lebih ekonomis
-   Ada sekitar 26 alat penukar panas yang digunakan dalam kilang ini



  IV.      UNIT 500 (PENANGANAN DAN DISTRIBUSI AIR)
  1. Bertugas menampung, mengolah dan mendistribusikan air layak pakai untuk keperluan pabrik dan air minum.
  2. Terdiri dari beberapa proses pengolahan diantaranya klarifikasi, pre-chlorinasi, sand filtration dan activated carbon filtration


V.      UNIT 600 (SISTEM UNIT PENDINGIN)
  1. Menyediakan air pendingin untuk proses pabrik, diantaranya untuk alat heat transfer.
  2. Menggunakan air tawar dan air laut sebagai raw material,
  3. Air laut ditambahkan Klor dan NaOCl.

  VI.      UNIT 800 (UNIT INSTRUMENTASI)
  1. Menghasilkan udara bertekanan yang memenuhi syarat tertentu untuk kebutuhan diseluruh kilang.
  2. Udara harus bebas dari debu, minyak , air dan zat yang menyebabkan korosi.
A.    Unit 800 (1)
Proses Pengiriman Udara
Udara dihisap memalui dust filter oleh kompresor serta didingankan oleh sweet cooling water, udara yang lembab dipisah kan di separator yang terletak dibagian bawah dan air yang terbentuk akan dibuang.

B.     Unit 800 (2)
Proses Pengeringan Udara
Udara mengalir ke salah satu air dryer, sisa-sisa air akan diserap oleh silika gelhingga kadar irnya benar-benar kering, bebas dari debu dan komponen (CO2 dan H2)

VII.      UNIT 900 (PENGOLAHAN NITROGEN)
Fungsi gas N2 dalam industri metanol:
            1. Pembersih pipa gas,tangki dll
            2. Membantu udara instrumen dalam keadaan darurat
            3. Menyelimuti boiler,turbin, vessel-vessel pada saat tidak beroperasi.
A.    Unit 900 (1)
Proses pengiriman udara
Udara dihisap oleh kompresor dan ditekan hingga 9.5 bar, didinginkan dengan sweet cooling water, udara yang lembab dipisahklan dalam separator.

B.     Unit 900 (2)
Proses pemurnian udara
Dialirkan ke refrigerator, didinginkan hingga 3 oC, udara yg lembab dipisahkan dalam water separator, dilewati ke molecular sieve adsorber, udara dipisahkan sisa unsur air dan lainnya hingga hanya mengandung N2 dan O2

C.     Unit 900 (3)
Proses pemisahan udara
Udara dialirkan ke main heat exchanger (untuk pendinginan dan pencairan), O2 akan megembun, lalu dialirkan ke menara fraksinasi, O2 akan turun kebawah dan N2 akan naik ke atas.

D.    Unit 900 (4)
Proses pencairan dan penyimpanan
Gas nitrogen dicairkan dengan pendinginan oleh O2 dan kemudian nitrogen cair ditampung dalam tangki untuk digunakan dalamproses operasi kilang.

 VIII.      UNIT 1000 (PEMBUANGAN GAS)
Pembuangan dari gas sisa akan di olah dalamtiga unit flare, bagian utamanya adalah brander flare, brander pemandu, molecular seal, cerobong flare dan panel kontrol

  IX.      UNIT 1300 (SISTEM PEMADAM KEBAKARAN)
  1. Terdiri dari peralatan mobil dan stasioner, dirancang untuk mengoperasikan sistem pemadam sebebas mungkin karena kebakaran bisa terjadi dimana saja.
  2. Bahan: air, busa, bubuk, gas CO2, has halon, uap air dan pasir.

X.      UNIT 1400 (PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK)
Untuk menjaga kelangsungan suplai listrik, disediakan alat penunjang, yang terdiri dari:
  1. unit generator kapasitas 4mw
  2. unit generator kapasitas 1.42 mw
  3. unit generator dengan kapasitas 275 kva


Jangan lupa tinggalkan comment ya