Kimia analisa kuantitatif jika ditinjau dari banyaknya sample, maka dapat dibagi menjadi:
1. Banyak/makro: > 0,1 gr
2. Sedikit/semimikro: 10 – 100 mg
3. Sangat sedikit/mikro: 1 – 10 mg
4. Sangat sedikit sekali: < 1 mg (tidak dapat dititrasi sehingga harus menggunakan alat seperti AAS, UV, GC, HPLC, NMR)
Kimia analisa kuantitatif digunakan unuk menganalisa jumblah analit yang kita inginkan dari sample. Sedangkan sampel adalah materi yang akan dianalisa, dapat berupa padatan, larutan, atau gas. Analit adalah zat atau unsur yang akan ditentukan kadar atau kensentrasinya.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisa sampel:
1. Studi literatur (menganalisa secara teori)
2. Teknik (cara pengambilan sampel)
3. Membuat sambel menjadi bentuk terukur
4. Pengukuran (titrasi, gravimetri, atau instrument)
5. Pengumpulan data dari hasil pengukuran
6. Perhitungan-perhitungan
7. Hasil perhitungan dan kesimpulan.
TITRASI
Titrasi adalah sustu proses pada sejumlah zat tertentu dimana suatu larutan yang tidak deketahui konsentrasinya dietesi secara terus menerus oleh larutan lain yang diketahui konsentrasinya sehingga kedua larutan tersebut saling bereaksi sehingga terjadi grek yang sama.
Titrasi dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, antara lain sebagai berikut:
1. Analisa volumetris (dasar perhitungan/pengukuran berdasaran volume).
Terdiri dari:
a. Titrasi asam basa
1) Asam kuat dan basa lemah
2) Asam lemah dan basa kuat
Contoh: HCl + NaOH à NaCl + H2O
b. Titrasi oksidasi reduksi
Dalam hal ini digunakan oksidator: dasar reaksi adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.
1. KMnO4 digunakan untuk titrasi permanganometri
2. I2 digunakan untuk titrasi iodometri langsung
Contoh: MnO4- + Fe2+ à Mn2+ + Fe3+
I2 + Cu à I- + Cu2+
3. Na2S2O3 digunakan untuk titrasi iodimetri (iodometri tidak langsung)
c. Titrasi pengendapan
Menggunakan reaksi pembentukan senyawa kompleks dengan menggunakan ligan EDTA sebagai peniter.
2. Analisa gravimetris (penimbangan)
Didasarkan atas penimbangan/berat
Contoh: Ba2+ + H2SO4 à BaSO4 + H2O
Dalam proses titrasi ada beberapa alat yang biasa digunakan untuk proses titrasi tersebut. Ada pun alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Neraca analitik: untuk menimbang sampel dan hasil
2. Buret : pipa glas yang panjang berbentuk silinder dan salah satu ujungnya kecil/menyempit.
Untuk membaca volume suatu buret yang berisi cairan maka baca permukaan yang paling rendah (miniskus bawah).
Buret terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Buret yang ujungnya kecil disambungkan dengan suatu selang karet yang kecil dan pendek kemudian selangnya dimasukkan ke tube gelas yang kecil untuk keluarnya cairan. Namun buret ini tidak tahan terhadap asam atau basa kuat.
b. Buret yang tahan terhadap asam atau basa yang terbuat dari gelas seluruhnya tanpa selang karet pada ujungnya yang mengecil dan dipasang keran yang dapat dibuka dan tutup untuk keluarnya cairan dari buret.
3. Statif : sebagai tempat berdirinya buret;
4. Pipet : suatu gelas yang kecil yang te ngahnya ada bagian yang membesar (perut) dan ujung bawahnya sedikit meruncing pada bagian atasnya ada suatu tanda batas yang artinya jika pipet itu diisi dengan cairan hingga garis itu maka volume yang tertera pada pipet berfungsi mengambil volume sampel.
5. Labu ukur: suatu labu gelas yang memiliki leher yang panjang dan diberikan skala berupa garis di lehernya dan berarti bila diisi dengan cairan hingga garis tanda maka volume cairan itu sama dengan volume yang tertera pada labu. Biasanya digunakan untuk pengenceran suatu larutan.
6. Gelas ukur : suatu gelas kaca yang keras dan panjang dan diberi skala berupa garis-garis biasanya besarnya sekala sebesar 1 ml kemudian skala tersebut dibagi –bagi menjadi skala yang lebih kecil misalnya: 0,1 ml. biasanya gelas ukur yang digunakan untuk penentuan volume suatu larutan yang dipakai sebagai zat pelengkap (reagensia) untuk suatu titrasi tetapi larutan itu sendiri tidak larut dalam perhitungan volume maka dalam pengukuran itu harus tepat benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga membantu
^_^