Jumat, 11 Februari 2011

Ammonium Metode Analisis (NH4+)

Ammonium adalah ion yang apabila dengan sodium hidroksida akan menghasilkan ammonia. Kation monovalen (NH4+) dapat dipandang sebagai produk reaksi ammonia ( suatu basa lewis ) dengan ion hidrogen. Ion ammonium mempunyai simetri tetrahedral. Sifat kimia garam ammonium acap kali serupa dengan garam logam alkali yang setara. Ammonium mempunyai bentuk dalam fase cair. Dalam SNI kadar ammonium yang diperbolehkan hanya sebesar 0,1 mg/l.

Analisis (NH4+)

Metode Analisa (NH4+)
 Metode penetapan kadar (NH4+)  adalah dengan :
1.        Metode Nessler
Kadar ammonium dapat diukur dengan menggunakan metode Nessler kualitatif dan kuantitatif. Dimana metode nessler kualitatif yaitu dengan cara menggunakan reagen Nessler dan larutan garam Rochelle. Dimana warna sampel dibandingkan dengan warna larutan standart (NH4+) atau larutan stock ammonium. Warna sampel yang paling mendekati warna larutan stock ammonium itulah yang paling tinggi kadar ammoniumnya. Metode Nessler secara kuantitatif yaitu dapat digunakan dengan spektrofotometri. Metode ini menggunakan reagen Nessler dan larutan garam seignette. Kadar ammonium pada kultur diukur setiap hari dengan mengambil 25 ml air sampel kultur, diberi 1-2 tetes pereaksi garam seignette dan 0,5 ml pereaksi Nessler, dikocok, dibiarkan selama 10 menit, kemudian ditera intensitasnya pada panjang gelombang 420 nm dengan menggunakan spectrometer merk spektronik 20 dari Milton Ray Company. Absorbs yang didapat dihubungkan dengan persamaan pada kurva standar ammonium untuk mengetahui konsentrasi ammonium pada sampel air kultur. Prinsip penentuan (NH4+) adalah (NH4+) dengan reagen Nessler akan menjadi warna kuning kecoklatan, dan warna ini dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 425 nm. Dapat dihitung dengan deret standart yang telah diketahui kadarnya dan dihitung secara regresi linier.
2.         Metode Rochelle
Dimana garam Rochelle dibuat dengan cara melarutkan 50 ml KNaTartrat dalam 100 ml aquades.
3.      Metode Ion Kromatografi.
Dalam metode ini menggunakan metode ion kromatografi dengan kondisi pengukuran untuk ammonium menggunakan kolom Dionex Ion Pac CS, sebagai eluen larutan methyl sulfonic acid 18 mM, detektor Conductivity DX 5000 pada temperatur 400C. Untuk mengetahui unjuk kerja metode ini dilakukan penentuan presisi metode dengan cara mengukur contoh air limbah sebanyak 6 kali pengulangan.
4.      Metode Phenat/indophenol
5.      Metode Bispyrazolone

 Kelebihan dan Kelemahan Metode Analisa (NH4+)
Kelebihan  dan kelemahan metode analisa (NH4+) adalah
1.  Metode Nessler secara kualitatif
Kelebihannya adalah dimana waktu dalam pengerjaannya lebih singkat karena hanya membandingkan warna sampel dengan warna larutan stock (NH4+) sedangkan kelemahannya adalah hasil yang diperoleh tidak akurat karena hanya mengira – ngira saja atau dengan kata lain hasil tidak pasti.
2.  Metode Nessler secara kuantitatif
Kelebihannya adalah hasil yang diperoleh lebih akurat karena dilakukan dua kali pengerjaan dimana pertama dilakukan penambahan reagen Nessler kedalam sampel dicampurkan dengan larutan garam maka akan terbentuk warna kuning kecoklatan, dan warna inilah yang diukur dengan spectrometer pada panjang gelombang 425 nm. Setelah itu dapat dihitung dengan deret standart yang telah diketahui kadarnya dan dapat dihitung secara regresi linier. Dan kelemahannya dalam  pengerjaannya lebih lama daripada metode nessler secara kualitatif karena pengujian pada metode nessler secara kuantitatif dua kali pengerjaan.

Penanggulangan Kelebihan/Kekurangan Kadar (NH4+)
Jika kelebihan kadar ammonium dapat ditanggulangi dengan cara :
1.      Memanfaatkan enceng gondok. Enceng gondok dalam perairan dapat mengurangi kadar ammonium dalam air yaitu dengan cara berdasarkan umur dan lama kontak. Jika berdasarka umur yaitu dengan menggunakan enceng gondok yang tua dan muda dalam air. Tapi jika dengan lama kontak yaitu dengan lama waktu perlakuan yaitu dengan waktu 2 hari, 4 hari, 6 hari. Jadi dapat dilihat bagaimana penyerapan NH4+ selama 2 hari, 4  hari, 6 hari dan pengaruh penyerapan  NH4+ terhadap enceng gondok yang tua dan muda.
2.      Menggunakan sistem pengolahan dengan cara adsorpsi. Sistem operasi yang dipergunakan adalah batch dan kontinyu. Sedangkan adsorbat (kontaminan) yang dipergunakan adalah limbah artifisial, yaitu larutan ammonium klorida. Pada sistem batch, terdapat empat variabel bebas yang divariasikan, yaitu : pertama, konsentrasi sorbat, terdiri dari 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm. Faktor yang kedua adalah waktu kontak, terdiri dari 2 jam, 4 jam, 6 jam, 24 jam, dan 48 jam. Sedangkan faktor yang ketiga yaitu perlakuan awal adsorben: dengan pemanasan dan penambahan asam. Faktor terakhir yaitu jenis adsorben yang digunakan: bentonit dan kaolin.
Jika kekurangan kadar ammonium dapat ditanggulangi dengan cara :
1.      Memperbanyak kandungan ammonia dalam air karena ammonia dalam air membentuk ammonium.
2.      Ammonia dapat berswa-ionisasi menghasilkan ammonium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga membantu

^_^