Rabu, 27 April 2011

NIOSH


            2.1.  NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health)[1]
1.       Latar Belakang Berdirinya NIOSH
NIOSH (National for Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika. NIOSH telah melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang bepengaruh terhadap biomekanika yaitu:
1.      Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.
2.      Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh:
a.       Jarak horizontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh.
b.      Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.
c.       Sudut pemindahan beban dari posisi sagital (posisi pengangkatan tepat   depan tubuh).
3.   Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan per menit untuk pemindahan berfrekuensi tinggi.
4.      Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu
pencatatan.
Cedera tulang belakang merupakan penyakit yang banyak terjadi pada pekerja Material Handling. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Department Of Labour's Bureau of Labour Statistic/DOL (BLS) menunjukkan bahwa cedera tulang belakang meliputi 20% dari semua penyakit akibat kerja dan memakan biaya 25% dari total upah pekerja. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa 25% cedera yang diderita oleh pekerja merupakan akibat dari kesalahan penanganan material.
Banyaknya pekerjaan yang berbahaya dan menimbulkan cidera pada tahun 1970-an mendorong sekumpulan orang dari berbagai disiplin ilmu yakni epidemiologi, kedokteran, industri, keamanan, psikologi, teknik, kimia, dan statistik untuk membentuk suatu organisasi yang dapat membantu memastikan keamanan dan keselamatan kondisi kerja operator. Sebagai realisasinya kemudian dibuatlah Occupational Safety and Health (OSH) Act yang menjadi dasar terbentuknya NIOSH (National Institute of Occupational Safe and Health) yang ditandatangani oleh Presiden Richard M. Nixon, pada tanggal 29 Desember 1970.

2. Fungsi dan Tujuan Berdirinya NIOSH
NIOSH digunakan untuk memperkirakan risiko yang berhubungan dengan pekerjaan aktivitas lifting berdasarkan parameter NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) yang diperluas. NIOSH menerbitkan panduan kerja untuk aktivitas mengangkat manual pada tahun 1981, yang diberi judul Work Practices Guide For Manual Lifting. Panduan tersebut diterbitkan setelah NIOSH mengamati masalah cedera punggung yang berkaitan denmgan pekerjaan. Dari panduan tersebut, dimuat persamaan matematis yang dapat digunakan untuk menghitung beban maksimum yang disarankan berdasarkan karakteristik tugas pengangkatan.
Adapun fungsi dan tujuan berdirinya NIOSH antara lain :
1.      Menginvestigasi potensi bahaya kerja di dalam suatu  lingkungan kerja.
2.      Mengevaluasi bahaya di tempat kerja, termasuk bahan-bahan kimia untuk mesin.
3.      Membuat metode untuk mencegah penyebaran penyakit, cidera, dan cacat.
4.      Menentukan prioritas pekerjaan-pekerjaan yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
5.      Melakukan penelitian dan memberikan rekomendasi ilmiah untuk melindungi pekerja.
6.  Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan individu di bidang keselamatan dan kesehatan.

            2.2. Manual Material Handling  dan Masalah-Masalah yang Dihadapi[2]
Manual Material Handling (MMH) adalah salah satu pekerjaan paling penting yang sering dilakukan bahkan dalam dunia industri modern saat ini dan bidang ini banyak diteliti karena MMH merupakan sumber utama terjadinya cedera punggung. MMH meliputi mengangkat, menurunkan, membawa, mendorong dan menarik barang. Karya ilmiah/buku-buku yang membahas MMH banyak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas pekerja dalam melakukan MMH. Sementara itu faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back injury), adalah arah beban yang akan diangkat dan frekuensi aktivitas pemindahan. Risiko-risiko nyeri tersebut banyak dijumpai pada beberapa industri, seperti industri berat, pertambangan, konstruksi/ bangunan, pertanian, rumah sakit dan lain-lain. Beberapa parameter yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.      Beban yang harus diangkat.
2.      Perbandingan antara berat badan dan orangnya.
3.      Jarak horizontal dari beban terhadap orangnya.
4.      Ukuran beban yang akan diangkat (beban yang berdimensi besar akan mempunyai jarak CG (Center of Gravity) yang lebih jauh dari tubuh, dan bisa mengganggu jarak pandangannya).
Pada dasarnya ada 3 macam Material Handling ditinjau dari sifat pekerjaannya, yaitu:
1.      Material Handling yang otomatis
Otomatis maksudnya segala jenis pekerjaan tidak lagi dikerjakan operator secara langsung, melainkan dikerjakan oleh mesin-mesin.
2.      Material Handling yang semiotomatis
Semiotomatis maksudnya pekerjaan yang melibatkan bukan hanya operator, tetapi juga melibatkan mesin.
3.      Material Handling yang manual
Manual maksudnya pekerjaan yang tidak melibatkan mesin sama sekali, seluruhnya dikerjakan oleh operator.
Manual Material Handling  (MMH) adalah penanganan material secara manual, tanpa bantuan mesin maupun alat bantu lainnya. Masalah-masalah yang dapat ditimbulkan akibat Manual Material Handling  (MMH) yaitu :
1.      Masalah musculoskeletal pada pekerja atau operator.
2.      Risiko cidera yang meningkat saat bekerja.
3.      Kemandulan pada pria maupun wanita.
Manual Material Handling  (MMH) yang buruk perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan untuk  menghindari cidera berarti yang mungkin terjadi pada operatornya.
Kondisi berbahaya yang diakibatkan oleh sikap kerja Manual Material Handling  yang tidak tepat tentunya harus dicegah dan ditangani dengan baik. Penanganan dan pencegahan akan lebih mudah dilakukan setelah mengetahui faktor resiko dari Manual Material Handling  di atas. Menurut laporan NIOSH (1981) ada enam prosedur umum dalam menangani resiko kecelakaan/cedera akibat tindakan Manual Material Handling  yang tidak tepat, yaitu:
1.      Identifikasi pekerjaan dengan kejadian yang menyebabkan cedera musculoskeletal tinggi dan rata-rata kepelikan tinggi dengan analisa statistik dari data medis.
2.      Observasi pekerjaan yang dicurigai dan untuk tiap beban yang akan diangkat harus diketahui berat serta metode pengangkatan.
3.      Evaluasi tingkat resiko pengangkatan dengan menghitung nilai AL dan MPL dan membandingkannya dengan berat beban yang diangkat.
4.      Mengembangkan pengendalian keteknikan dengan peralatan Manual Material Handling , mengemas ulang beban dalam berat yang lebih ringan, mengatur ulang area kerja.
5.      Mengajukan pengendalian administratif. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menambah pekerja untuk mengurangi frekuensi pengangkatan, melakukan penjadwalan kerja, mengembangkan pelatihan untuk mensosialisasikan teknik pengangkatan yang tepat, serta meningkatkan prosedur seleksi dan penempatan pekerja dengan lebih baik.
6.      Mengimplementasikan solusi paling mungkin dan mengevaluasi efektifitas dengan pengecekan kesehatan

            2.3. Macam-macam Persamaan Pembebanan
2.4.1. AL (Action Limit)[3]
Action Limit merupakan kelanjutan tindakan untuk mengantisipasi, mencegah dan mengkoreksi proses produksi yang tidak sesuai dan memastikan bahwa proses tersebut tidak berulang. Untuk menghitung AL dan MPL hanya diperlukan untuk mengetahui berat obyek yang diangkat, lokasi beban yang berhubungan dengan pekerja, jarak dan frekuensi angkat, dan durasi dari kegiatan mengangkat.
Dalam istilah US (Customary Units), yang persamaannya adalah:
1.      AL (lb) = 90(6/H)(1-0,01|V-30|)(0,7+3/D)(1-F/Fmax)
2.      MPL (lb) = 3 (AL)
Dimana:          
H       = Lokasi horizontal pada tangan di origin pada kegiatan mengangkat ke depan diukur pada garis tengah tubuh atau titik tengah antara mata kaki (inci). Nilai minimum yang akan digunakan adalah 6".
V       = Jarak antara kedua tangan dengan lantai.
D       = Jarak perbedaan ketinggian vertikal antara destination dan origin dari pengangkatan. Nilai minimum yang akan digunakan adalah 10".
F       = Frekuensi angkat. Jumlah rata-rata angkat per menit.
Fmax   = Frekuensi maksimum yang dapat dilanjutkan (dari tabel nilai-nilai yang   terkandung dalam panduan).

2.4.2. MAWL (Maximum Acceptable Weight of Lift)[4]
MAWL adalah berat dipilih oleh operator pada preferensi sendiri untuk mengangkat tugas yang diberikan di bawah kondisi tersebut, berdasarkan kemampuan tenaga operator. Berdasarkan asumsi bahwa pekerja mampu menentukan beban tertinggi yang dapat diterima kerja dan dapat mereka pertahankan selama 8 jam shift, yang pendekatan poin psikofisik untuk mengukur kemampuan kapasitas manusia berdasarkan persepsi para pekerja. Namun, tidak ada bukti bahwa bukti ini dapat menghilangkan rasa sakit kembali dan musculoskeletal cedera para pekerja.           
Faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan dalam menentukan MAWL adalah:
a.         Frekuensi
Dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa kenaikan frekuensi berpengaruh secara signifikan terhadap beban yang bisa diangkat. Salah satu studi menyatakan bahwa beban yang diangkat turun sekitar 29% bila frekuensi naik dari 1 menjadi 12 angkatan per menit. Pengaruh dari perbedaan frekuensi ini juga lebih besar dari pengaruh perbedaan ukuran barang yang diangkat.
b.        Titik awal angkatan
       Faktor lain yang mempengaruhi MAWL adalah titik awal angkatan. MAWL turun bila titik awal angkatan berubah dari lantai ke bahu.
c.         Jarak vertikal
       Makin besar jarak vertikal angkatan, makin rendah berat beban yang bisa diangkat.
d.        Tipe angkatan
       Dalam rumus NIOSH yang baru yang dikembangkan sejak tahun 1991, tipe angkatan merupakan salah satu variabel yang ada. Tipe angkatan yang dimaksud adalah simetri dan tidak simetrinya angkatan yang dilakukan. Bila suatu angkatan membentuk sudut antara awal angkatan dan akhir angkatan, maka dikatakan bahwa angkatan tersebut adalah jenis asimetri. Makin besar sudut ini, makin kecil pula beban yang bisa diangkat. Dalam banyak penelitian, faktor ini merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan MAWL.
e.         Ukuran dari barang yang diangkat
       Rumus untuk menentukan MAWL (Maximum Acceptable Weight Limit) adalah:
Beban (MAWL) = -6,013 + (0,029 x Berat badan) + (0,0766 x Tinggi badan) – (0,435 x Frekuensi) + (0,023 x Tinggi angkatan) + (0,076 x Jarak angkatan) + (0,264 x Jenis kelamin) + (0,218 x Pekerjaan)

2.4.3.      MPL (Maximum Permisible Limit)[5]
Maximum permissible limit (MPL) merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam stauan newton yang distandarkan oleh NIOSH pada tahun 1981. Besar gaya maksimum tekannya (MPL) adalah dibawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan batasan gaya angkatan normal (Action limit) sebesar 3500 N pada L5/S1. Sehingga:
1. Fc<AL dikategorikan aman
2. AL<Fc<MPL dikategorikan perlu hati-hati, dan
3. FC<MPL dikategorikan berbahaya
Evan dan Lisner (1962) dan Sonoda (1962) melakukan penelitian dengan uji tekan pada spine (tulang belakang). Mereka menemukan bahwa tulang belakang yang sehat tidak mudah terkena hernia,  akan tetapi lebih mudah rusak/retak jika disebabkan oleh beban yang ditanggung oleh segmen tulang  belakang (spinal) dan yang terjadi dengan diawali oleh rusaknya bagian atas/bawah segmen tulang belakang (the castingend-plates in the vertebrae).
Dalam biomekanika perhitungan guna mencari momen dan gaya dapat dilakukan dengan cara menghitung  gaya dan momen secara parsialatau menghitung tiap segmen yang menyusun tubuh manusia.
 Tabel 2.1 Lokasi Pusat Massa Setiap Segmen Tubuh
Segmen
Jarak Titik Massa dari Bagian
Bawah (%)
Jarak Titik Massa dari Bagian Atas (%)
Telapak kaki
57,1
42,9
Kaki
56,7
43,3
Paha
56,7
43.3
Badan dan Kepala
39,6
60,4
Lengan atas
56,4
43,6
Lengan bawah
57
43
Telapak tangan
50,6
49,4
Telapak tangan (genggam)
50,0
50,0

2.4.4.      RWL (Recommended Weight Limit)[6]
Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat. Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:
1.      Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun pengurangan beban di tengah-tengah pekerjaan.
2.      Beban diangkat dengan kedua tangan.
3.      Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
4.      Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk.
5.      Tempat kerja tidak sempit.
Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) melakukan analisis terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban, serta merekomendasikan batas maksimum beban yang masih boleh diangkat oleh pekerja yaitu Action Limit (AL) dan MPL (Maximal Permissible Limit) pada tahun 1981. Kemudian Lifting Equation tersebut direvisi sehingga dapat mengevaluasi dan menyediakan pedoman untuk range yang lebih luas dari Manual Lifting. Revisi tersebut menghasilkan RWL (1991), yaitu batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dalam durasi kerja tertentu (misal 8 jam sehari) dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL didefinisikan dengan persamaan berikut:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan :
RWL :  Batas beban yang direkomendasikan
LC    : Konstanta pembebanan (Lifting Constant) = 23 kg
HM   : Faktor pengali horizontal (Horizontal Multiplier) = 25/H
            dimana H dalam centimeter.
DM   : Faktor pengali perpindahan (Distance Multiplier) = 0,82 + 4,5/D
            dimana D dalam centimeter.
AM   : Faktor pengali asimetrik (Asymetric Multiplier) = 1 – (0,0032 A)
            dimana A dalam derajat.
FM    : Faktor pengali frekuensi (Frequency Multiplier)
CM   : Faktor pengali kopling (Coupling Multiplier)
VM   : Faktor pengali vertikal (Vertikal Multiplier) = (1-(0,003|V-75|))
            dimana V dalam centimeter.
Besarnya FM dan CM dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel 2.3
                                         Tabel  Faktor Pengali Kopling
Coupling Type
V<75 cm
V³75 cm
Good
Fair
Poor
1,00
0,95
0,90
1,00
1,00
0,90

2.3. Faktor Pengali Frekuensi
Frek.
Lift/min
Work Duration
£ 1 jam
1 – 2 jam
2 – 8 jam
V<75
V³75
V<75
V³75
V<75
V³75
0.2
0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
>15
1,00
0,97
0,94
0,91
0,88
0,84
0,80
0,75
0,70
0,60
0,52
0,45
0,41
0,37
0,00
0,00
0,00
0,00
1,00
0,97
0,94
0,91
0,88
0,84
0,80
0,75
0,70
0,60
0,52
0,45
0,41
0,37
0,34
0,31
0,28
0,00
0,95
0,92
0,88
0,84
0,79
0,72
0,60
0,50
0,42
0,35
0,30
0,26
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,95
0,92
0,88
0,84
0,79
0,72
0,60
0,50
0,42
0,35
0,30
0,26
0,23
0,21
0,00
0,00
0,00
0,00
0,85
0,81
0,75
0,65
0,55
0,45
0,35
0,27
0,22
0,18
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,85
0,81
0,75
0,65
0,55
0,45
0,35
0,27
0,22
0,18
0,15
0,13
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

 Untuk Frequency Multiplier (FM) adalah :
1.      Durasi pendek : 1 jam atau kurang.
2.      Durasi sedang : antara 1 – 2 jam.
3.      Durasi panjang : 2 – 8 jam.
Untuk Coupling Multiplier (CM) adalah :
1.    Kriteria Good, adalah :
a.    Kontainer atau box merupakan design optimal, pegangan bahannya tidak licin.
b.    Benda yang di dalamnya tidak mudah tumpah.
c.    Tangan dapat dengan nyaman meraih box tersebut.
2.    Kriteria Fair, adalah:
a.    Kontainer atau box tidak mempunyai pegangan.
b.    Tangan tidak dapat meraih dengan mudah.
3.    Kriteria Poor, adalah :
a.    Box tidak mempunyai handle.
b.    Sulit dipegang (licin, tajam).
c.    Berisi barang yang tidak stabil (pecah, jatuh, tumpah).
d.   Memerlukan sarung tangan untuk mengangkatnya.
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang, dengan persamaan :
LI  = 
L
RWL


1.        Jika LI > 1, berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
2.        Jika LI < 1, berat beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.
Untuk pekerja Indonesia, terdapat perbedaan dalam menentukan VM dan AM.
1.        Untuk VM
a.    VM = 1 – 0,0132 (V-69); untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di atas 69 cm
b.    VM = 1 – 0,0145 (69-V); untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di bawah 69 cm
2.        Untuk  AM
a.    AM = 1 – (0,005 A)  ; untuk 0o ≤ A ≤ 30o
b.    AM = 1 – (0,0031 A); untuk 30o < A ≤ 60o
c.    AM = 1 – (0,0025 A); untuk  A > 60o
A merupakan sudut asimetrik  yang merupakan sudut yang dibentuk antara garis asimetrik  dan pertengahan garis sagital.
a.         Garis Asimetrik adalah garis horizontal yang menghubungkan titik tengah garis yang menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam dan proyeksi titik tengah beban pada lantai.
b.        Garis Sagital adalah garis yang melalui titik tengah kedua mata kaki bagian dalam dan berada pada bidang sagital. Bidang sagital adalah bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian, kanan dan kiri, saat posisi tubuh netral (tangan berada di depan tubuh dan tidak ada perputaran pada bahu dan kaki).



[1] R.S. Bridger, Ph. D.,Introduction to Ergonomics, R. R. Donnelley and Sons Company, USA, 1995 p.170.
[2] Eko Nurmianto, Ergonomi,  Jakarta, PT. Guna Widya, 1996. p.153.
[3] Martha J. Sanders, Ergonomics and the Management of Musculoskeleta Disorders, USA, Elserver, 2004, p.31.
[4] Shrawan Kumar, Advances in Occupational Ergonomics and safety 2, IOSPress, UK, 1998, p. 318.
[5] Shrawan Kumar, Advances in Occupational Ergonomics and safety 2, IOSPress, UK, 1998, p. 320
[6] Shrawan Kumar, Advances in Occupational Ergonomics and safety 2, IOSPress, UK, 1998, p. 322





Jangan lupa tinggalkan comment ya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga membantu

^_^